Pemanfaatan
Pemanfaatan Geliga landak , untuk mengetahui bagaimana cara meberi pakan. Ada baiknya kita mengetahui dari dasar terlebih dahulu. Landak adalah salah satu jenis satwa mamalia yang terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Faktanya, landak atau porcupine atau babi berduri adalah mamalia unik yang tergolong ke dalam ordo Rodentia, subordo Hystricomorpha, dan famili Hystricidae. Faktanya, penyebaran satwa ini meliputi Thailand Selatan, Malaysia, Singapura, Sumatera, dan Kalimantan. Oleh Karena, itu Tubuh bagian atas landak ditutupi oleh duri-duri kaku berbentuk silinder.
Bercincin kehitaman atau cokelat tua dan putih, sedangkan bagian bawah tubuh ditumbuhi rambut-rambut pendek yang agak kasar berwarna hitam. Duri-duri di tubuh landak merupakan modifikasi rambut tubuhnya. Satwa ini aktif di malam hari (nocturnal), sedangkan sepanjang siang hari berdiam di sarangnya di dalam tanah.
Bahkan di Pulau Jawa, di habitat aslinya landak menyukai umbi, rimpang, buah-buahan hutan, daun, batang muda, umbut, tunas, bagian dalam batang, akar, kulit batang, dan rebung. Landak sudah sejak lama diburu untuk dimanfaatkan daging dan bagian tubuh lainnya oleh penduduk setempat.
Informasi Pakan dan Pemanfaatan Geliga Landak
Oleh karena itu , kegiatan perburuan dan penangkapan di alam serta perdagangan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terancamnya keberadaan landak di habitat aslinya. Denga adanya, pemanfaatan landak dengan menangkapnya secara langsung dari alam yang dilakukan terus-menerus akan berakibat semakin menurunnya populasinya di alam.
Selain itu , berdasarkan informasi penduduk, landak biasa mengkonsumsi tumbuhan beracun tanpa mengakibatkan kematian, dan ada kepercayaan bahwa landak suka memakan buah-buahan bergetah guna memproduksi batu geliga dalam tubuhnya. Tumbuhan hutan sebagai pakan alami landak yang berasal dari Kalimantan Timur yang terkoleksi selama survei tercatat 48 nomor terdiri dari 45 jenis tumbuhan tergolong dalam 22 famili dan 2 jenis tidak teridentifikasi, dan 1 nomor pakan asal hewan yaitu Cryptotermes spp.
Jenis-jenis tumbuhan hutan yang disukai landak di Kalimantan Timur sebagai sumber pakan alaminya adalah 14,58% famili Anacardiaceae, 12,50% masing-masing dari famili Arecaceae, Moraceae dan Poaceae, 4,17% masing- masing famili Euphorbiaceae, Malvaceae, dan Zingiberaceae, sedangkan 2,08% sisanya masing-masing untuk famili lainnya.
Dan juga, Tumbuhan dari keluarga mangga-manggaan sangat disukai landak, berikutnya tumbuhan dari keluarga palem- paleman, tumbuhan bergetah, dan bambu disukai landak . di Kalimantan Timur, yaitu Archidendron pauciflorum, Calamus rottan, Curculigo latifolia, Dacryodes rostrata, Diplazium esculentum, Elaeis oleifera, Hevea brasiliensis, dan Musa acuminata.
Tabel Nama Pakan Landak
Tidak semua jenis tumbuhan hutan dikonsumsi oleh landak, hal ini kemungkinan karena adanya kandungan alkaloid pada tumbuhan tersebut. oleh karena itu, senyawa alkaloid dapat ditemukan pada daun, akar, biji, ranting, dan kulit kayu (Fessenden dan Fessenden 1986). Seperti yang dinyatakan sebelumnya banyak tanaman melindungi dedaunannya dari hewan- hewan pemakan tumbuhan dengan cara memproduksi senyawa pertahanan seperti tanin dan fenol.
Kemudian bahwa alkaloid, terpenoid, dan flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang bersifat toksis. Faktanya hal ini menyebabkan landak dengan naluri penciumannya yang tajam menghindari tumbuhan seperti itu dengan cara memilih jenis tumbuhan lain yang rendah kandungan senyawa kimianya (Kinnaird 1995).
Dedaunan yang dikonsumsi oleh landak umumnya daun beserta batang mudanya atau tunas-tunas muda, karena pada fase tersebut tumbuhan masih lembut dan palatable, mudah dicerna, dan masih rendah kandungan tanin dan ligninnya.
Nama lokal | Nama ilmiah | Famili |
Ningan | Curculigo latifolia Dryand. | Amarylllidaceae |
Kemang | Mangifera kemanga Blume | Anacardiaceae |
Pelem | M. laurina Blume | Anacardiaceae |
Pau kedepir | M. gedebe Miquel | Anacardiaceae |
Macang | M. foetida Loureiro | Anacardiaceae |
Putaran | M. torquenda Kostermans | Anacardiaceae |
Embem | M. pentandra Hooker f | Anacardiaceae |
Gemulau | Homalomena cordata Schott | Araceae |
Kelapa sawit | Elaeis oleifera (Kunth) | Araceae |
Rotan | Calamus rottan Vinotti | Araceae |
Lakap | Caryota mitis Blume | Araceae |
Paku sayur | Diplazium esculentum (Retz.) Sw. | Athyriaceae |
Tetak tunjuk | Dacryodes rostrata (Blume) H.J.Lam | Burseraceae |
Kayu cemarek | Garcinia parvifolia Miq. | Clusiaceae |
Paku tiang | Cyathea contaminans (Wall.) Copel | Cyatheaceae |
Gadung | Dioscorea hispida dennst | Dioscoreaceae |
Gamat | Elaeocarpus parvifolius Wall. | Elaeocarpaceae |
Para/Karet | Hevea brasiliensis Muell. Arg. | Euphorbiaceae |
Putat | Baccaurea racemosa Muell. Arg. | Euphorbiaceae |
Lampaung | B. lanceolata Mell. Arg. | Euphorbiaceae |
Marabungan | Ormosia macrodisca Baker | Fabaceae |
Petai | Parkia speciosa Hassk. | Fabaceae |
Jering | Archidendron pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen | Fabaceae |
Kabau | A. microcarpum (Benth.) I. C. Nielsen | Fabaceae |
Kepayang | Pangium edule Reinw | Flacourtiaceae |
Kayu asahan | Barringtonia pendula Kurz. | Lecythidaceae |
Durian | Durio zibethinus Rumph ex Murray | Malvaceae |
Jambu Amerika | Bellucia axinanthera Triana | Melastomataceae |
Cempedak | Artocarpus integrifolia Linn.f. | Moraceae |
Terap | A. elasticus Reinw. | Moraceae |
Tampang telok | A. rigidus Blume | Moraceae |
Akhir Kata Mengenai Pemanfaatan Geliga Landak
Alaminya bila satwa liar tersebut ditangkarkan akan baik untuk tujuan konservasi, penelitian, maupun budidaya/komersial. Di penangkaran, satwa tidak punya pilihan lain dalam hal pakan, satwa akan memakan dari bahan pakan yang diberikan, yang tentu saja harus memperhitungkan kecukupan gizi bagi satwa guna memenuhi kebutuhan hidup pokok dan kebutuhan produksi (daging, susu, kebuntingan, dan lain-lain).
Sumber:
Wartika Rosa Farida
Indonesian Institute of Sciences